Kota Magelang masuk 10 kota dengan skor toleransi tertinggi di Indonesia tahun 2021. Hal ini berdasarkan riset IKT (Indeks Kota Toleran) yang dilakukan oleh SETARA Institute selama tahun 2021.
Penghargaan diterima langsung oleh Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Rabu (30/3/2022).
Dokter Aziz mengaku bangga dengan apresiasi yang diberikan oleh SETARA Institute ini. Terlebih Kota Magelang satu-satunya kota yang pada tahun lalu tidak masuk 10 besar, tapi di tahun ini langsung merangsek ke 6 besar.
“Ini penghargaan bagi warga Kota Magelang, karena sikap toleransi masyarakat yang tinggi. Beragamnya agama, ras, dan budaya bukan menjadi penghalang untuk kita selalu bersikap toleran kepada sesama,” ujar Dokter Aziz, usai menerima penghargaan tersebut.
Dari hasil riset IKT oleh SETARA Institute, disebutkan Kota Magelang menempati posisi 6 dengan meraih skor 6.020. Kota Magelang mengungguli Kota Ambon di posisi 7 (5.900), Bekasi posisi 8 (5.830), Surakarta posisi 9 (5.783), dan Kediri posisi 10 (5.733). Adapun 5 besar ditempati Singkawang posisi 1 (6.483), Manado (6.400), Salatiga (6.337), Kupang (6.337), dan Tomohon (6.133).
Dokter Aziz menyebutkan, komponen penilaian yang menjadi daya unggul Kota Magelang adalah Progam Magelang Agamis (Programis) yang mewujudkan kampung-kampung religi.
Dia pun meminta jajarannya dan masyarakat, untuk tidak lantas membuatnya berpuas diri. Prestasi ini justru menjadi pemacu semangat untuk pihaknya selalu mendorong masyarakat agar senantiasa berlaku toleran dengan sesama.
“Pemkot juga komitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa pandang bulu, tanpa diskriminasi. Semua lapisan masyarakat harus kita layani dengan baik, sehingga tecapai kesejahteraan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif SETARA Institute, Ismail Hasani mengutarakan, pihaknya merupakan organisasi perkumpulan yang didirikan dengan tujuan mewujudkan masyarakat setara, plural, dan bermartabat atas semua orang. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, perhimpunan melakukan promosi, kajian, dan pendidikan publik terkait dengan pluralisme, kemanusiaan, demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian.
Salah satu bentuk inisiatif SETARA Institute adalah riset Indeks Kota Toleran (IKT). IKT 2021 merupakan publikasi ke-5 yang dilakukan setelah sebelumnya terbit pada tahun 2015, 2017, 2018, dan 2020.
“Studi indexing yang dilaksanakan tim peneliti kami ini masih berada dalam satu rumpun research area dengan riset kondisi kebebasan beragama/berkeyakinan (KBB) di Indonesia yang sudah dilakukan sejak tahun 2007,” jelasnya.
Studi indexing ini, katanya, ditujukan untuk mempromosikan pembangunan dan pembinaan ruang-ruang toleransi di kota yang dilakukan oleh pemerintah kota setempat, baik melalui tindakan aktif seperti penghapusan kebijakan diskriminatif atau pemberian izin pendirian tempat ibadah kelompok keagamaan minoritas maupun tindakan pasif untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang tidak kondusif atau restriktif atas terwujudnya toleransi dalam ruang-ruang interaksi negara-warga atau warga-warga.