Kota Magelang menjadi salah satu dari 103 Kabupaten/Kota yang dinyatakan bebas penyakit Frambusia. Atas capaian tersebut, Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz menerima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin.
Penyerahan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) Sedunia yang digelar di Krakatau Grand Ballroom, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue atau biasa dikenal dengan Patek. Penyakit menular ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceani.
Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz mengungkapkan bahwa dengan sertifikat ini, dengan leading sektor Dinas Kesehatan (Dinkes) yang sudah bekerja maksimal, diharapkan bisa dipertahankan dengan kegiatan-kegiatan yang betul-betul terencana.
“Jangan sampai kasus Frambusia terjadi di Kota Magelang. Semoga Kota Magelang semakin baik dan jadi kota sehat,” terang Dokter Aziz.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr. Istikomah menjelaskan, penerimaan sertifikat bebas Frambusia ini merupakan apresiasi terhadap Pemerintah Daerah yang telah melakukan upaya surveilance frambusia berkinerja baik dan serangkaian kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular demi mensukseskan eradikasi frambusia di Indonesia.
“Kota Magelang dinyatakan zero kasus selama beberapa tahun dan 6 bulan terakhir, tapi kita optimis bahwa memang tidak ada kasus. Karena kita sudah melakukan upaya penemuan suspek, pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan promosi kesehatan serta pengendalian faktor risiko penyakit menular. Hal-hal tersebut di atas merupakan parameter kinerja kita dalam hal eradikasi frambusia,” kata Istikomah.
Dia menyebutkan, dalam enam bulan terakhir tidak ada laporan kasus frambusia baru di Kota Magelang. Pihaknya intens melakukan promosi aktif, membekali SDM dengan kompetensi dan ilmu pengetahuan serta melaksanakan test untuk penegakan diagnosis frambusia itu sendiri. Dengan pembekalan tersebut maka SDM kita mampu untuk melakukan edukasi pencegahan, penegakan diagnosis, penanganan dan pengendalian kalau sewaktu-waktu ditemukan kasus, SDM tidak gagap dan bisa melakukan penanganan.
“Jadi rangkaian kegiatan tersebut sudah dilaksanakan, lalu dinilai oleh Dinkes Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Kesehatan, maka Kota Magelang disebut daerah bebas frambusia,” ujar Istikomah.
Sementara dalam sambutannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa saat ini NTDs terdapat 20 di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 5 di antaranya ada di Indonesia dengan ditambah 1 penyakit rabies.
“Neglected Tropical Diseases (NTDs) ini menular. Penyebabnya sama seperti yang menyebabkan penyakit menular di Indonesia itu patogen,” kata Budi.
Budi menyampaikan terima kasih kepada kepala daerah yang sudah bekerja keras dalam upaya mengurangi atau mengeliminasi NTDs di masing-masing wilayah.
“Saya terima kasih sekali buat teman-teman kepala daerah yang sudah mengurangi, mengeliminasi (NTDs). Dengan ini mudah – mudahan masyarakat kita bisa hidup lebih sehat, lingkungan juga lebih sehat,” ujar Budi.