Refleksi 9 Tahun Kepemimpinan Wali Kota Magelang

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan pengarahan umum Refleksi 9 Tahun Kepemimpinannya, di Gedung Wiworo Wiji Pinilih Magelang, Senin (17/2/2020). Acara tersebut dihadiri seluruh pimpinan OPD, pejabat tinggi, ASN dan anggota DPRD Kota Magelang.

Acara berlangsung lebih santai. Sebelum menyampaikan pengarahannya, Sigit menghibur tamu undangan dengan bernyanyi lagu-lagu yang sedang hits milik Didi Kempot dan Deni Caknan.

Selanjutnya, tamu undangan disuguhkan video singkat yang menggambarkan perjalanan kepemimpinan Sigit sejak periode pertama 2010-2015 dan 2016-2020. Terlihat perubahan Kota Magelang yang lebih baik dari waktu ke waktu, baik dari segi fisik maupun non fisik.

Segi fisik, ada beberapa capaian strategis yang dirasakan masyarakat selama ini, antara pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, Universitas Tidar berhasil menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, status Gunung Tidar jadi kebun raya.

Kemudian, pembangunan kawasan strategis yakni kawasan sentra ekonomi Lembah Tidar, kawasan Gelora Sanden, kawasan Alun-alun dan Taman Kyai Langgeng.

Menurut Kepala Bappeda Kota Magelang Joko Soeparno, sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), pembangunan Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Ada tiga bidang jasa, yakni pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

Joko berujar, tidak hanya aspek fisik saja, namun juga non fisik yang capaiannya menggembirakan dan sesuai target. Aspek non fisik ini bisa diamati melalui Indikator Makro Daerah.

"Indikator ini bisa dilihat misalnya pada pertumbuhan ekonomi Kota Magelang yang terus meningkat, yakni tahun 2018 sebesar 5,59 persen dari 5,42 persen (2017) dan 5,18 persen (2016)," kata Joko.

Kemudian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang 2018 Rp 67,2 juta per kapita, dari sekitar Rp 62 juta pada 2017 lalu. Angka kemiskinan Kota Magelang pun menunjukkan penurunan yakni 7,46 persen (2019).

Adapun Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018 tercatat sebesar 78,31, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,43 persen. Di sisi lain, inflasi bisa terkendali pada angka dibawah 3 persen.

"Kondusifitas wilayah secara umum juga terjaga," imbuhnya.

Selain itu, gejolak dari masyarakat; hubungan eksekutif dan legislatif juga bisa terjaga keharmonisannya. Selama ini Kota Magelang juga tidak mengalami bencana yang berakibat fatal.

Perhatian pada aspek pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas, terutama di periode ke dua dengan adanya program pendidikan gratis dan pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat serta kesejahteraan ASN juga selalu menjadi prioritas.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan, refleksi ini merupakan progres reportnya selama 9 tahun memimpin Kota Magelang. Apa-apa yang dicapai, kemudian disampaikan, keberhasilan, peraihan prestasi dinilai membanggakan semua.

Walau begitu, Sigit mengakui ada beberapa hal yang masih belum tercapai."Masih banyak 'PR' kita untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat maupun lainnya," kata Sigit, usai kegiatan didampingi Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina dan Sekretaris Daerah Joko Budiyono.

Sigit mengajak para unsur pimpinan untuk berpikir visioner, berpikir maju mengelola kota. Menurutnya, ini tidak hanya Wali Kota dan Wakil Wali Kota saja tetapi kalau para OPD dan para pejabatnya.

"Pada saat saya menjabat, angka penganggurannya 8 koma sekian persen, sekarang 4 koma sekian persen. Angka kemiskinan yang tadinya 15 persen, sekarang menjadi 7. Insya Allah nanti saya mengakhiri (masa jabatan) bisa turun lagi," katanya. (pro/kotamgl)