Pemkot Pastikan Tak Ada Dikotomi Pendidikan di Kota Magelang

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito memastikan pelayanan pendidikan di Kota Magelang merata dirasakan oleh seluruh siswa tanpa memandang daerah asal. Ia pun meminta para guru untuk tidak melakukan dikotomi terhadap para anak didik.

"Jangan ada dikotomi. Kabupaten atau Kota, tapi Magelang. Anak-anak harus dilayani," kata Sigit, saat memberikan pembinaan kepada para guru di SMPN 6 Kota Magelang, Jalan Kyai Mojo 32, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Senin (13/1/2020) pagi.

Sigit mengakui tidak sedikit peserta didik yang menempuh pendidikan di Kota Magelang berasal dari luar daerah. Ini menandakan pendidikan di kota ini mempunyai nilai dan para orang tua berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.

Hal tersebut tidak lepas dari program-program pendidikan yang memprioritaskan kepentingan anak didik maupun guru seperti pemberian seragam sekolah dan sepatu gratis hingga pemberian gaji bagi guru tidak tetap (GTT) sesuai ketentuan upah minimum regional (UMR).

"Pemberian seragam gratis dan sebagainya sudah berjalan 4 tahun. ‌Banyak yang bersekolah di Kota Magelang karena nilai/value sekolah-sekolah kita adalah unggul. ‌Para guru adalah penentu masa depan anak-anak di Kota Magelang," tutur Sigit, didampingi Sekretaris Daerah Joko Budiyono dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Agus Sujito.

Sigit juga mengajak para guru untuk berfikir cerdas dalam memajukan Kota Magelang yang minim sumber daya alam (SDA) ini. Termasuk menangkap peluang Kota Magelang sebagai kota satelit dari keberadaan destinasi wisata dunia Candi Borobudur dan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.

Sebelum memberikan pembinaan, Sigit menjadi pembina upacara bendera di halaman sekolah setempat. Kepada pada siswa, Sigit menimbau tidak perlu khawatir meski berasal dari luar Kota Magelang. Ia berujar, SMPN 6 Kota Magelang yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Magelang terdapat siswa berasal dari Trasan, Bandongan (Kabupaten Magelang) dan sekitarnya.

"Saya tahu letaknya SMPN 6 hampir berbatasan dengan Kabupaten Magelang, ada dari Trasan, Bandongan, daerah utara, selatan dan lainnya. Tidak ada masalah semua mendapatkan pelayanan yang sama," tandas Sigit.

Kepala Disdikbud Kota Magelang, Agus Sujito, memaparkan di SMPN 6 terdapat 512 anak didik. Sebanyak 40 persen diantaranya berasal dari Kabupaten Magelang dan 60 persen dari Kota Magelang. Kemudian guru sebanyak 27 orang (PNS) dan 6 orang (GTT).

Sementara itu, salah satu guru, Jarwanto, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wali Kota Magelang ke SMPN 6 karena secara tidak langsung akan memotivasi guru dan anak didik. Meski berasal dari Sawangan Kabupaten Magelang, ia juga mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait pendidikan, antara lain pemberlakukan jam belajar serta pembagian seragam dan sepatu gratis.

"Saya rasa pemberlakuan jam belajar (malam) bagi anak itu kebijakan yang bagus. Kemudian, ada pembagian seragam dan sekolah gratis. Termasuk gaji GTT yang UMR itu sangat membantu," ujarnya. (pro/kotamgl)