Sebanyak 140 pelajar setingkat SMP se-Kota Magelang mengikuti Kemah Bakti Antarumat Beragama di TKL Ecopark, Sabtu-Minggu, 9-10 Desember 2023. Kemah dikemas menyenangkan, sarat edukasi dan toleransi meskipun para peserta berasal dari latar belakang dan agama yang berbeda.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Magelang tersebut merupakan salah satu program untuk menumbuhkan sikap toleransi antarumat beragama sejak dini.
"Kegiatan ini adalah upaya untuk merajut, merawat dan mempererat tali persaudaraan di kalangan generasi muda lintas agama. Sarana membekali generasi muda tentang wawasan kebangsaan, memahami relasi keberagaman dan kepedulian terhadap lingkungan," terang Kepala Badan Kesbangpol Kota Magelang, Agus Satiyo Hariyadi.
Dengan demikian, lanjut Agus, akan tumbuh generasi muda berkarakter cerdas, mampu bertindak adil, seimbang, solidaritas, memiliki karya, karsa, dan bermanfaat, menjadi duta damai di masa kini dan masa mendatang.
Kemah Bakti Antarumat Beragama dikemas dengan suasana gembira dan menyenangkan. Seluruh kegiatan di dalamnya bersifat edukatif, rekreatif namun tetap fokus pada aspek pemgembangan dinamika spiritual dan karakter kebangsaan, toleransi, kerukunan, moderasi beragama,sosial, kebudayaan serta intelektual.
"Materi diberikan melalui kajian literasi, diskusi. Ada materi outing, city tour ke rumah-rumah ibadah di Kota Magelang yaitu ke masjid, gereja, kelenteng dan pura," imbuhnya.
Wakil Wali Kota Magelang, KH. M. Mansyur saat membuka kegiatan mengapresiasi kemah yang diikuti oleh para remaja tersebut. Mansyur menjelaskan, secara harfiah Bahasa Arab, remaja artinya "lihatlah apa-apa yang datang". Pada konteks kegiatan tersebut diharapkan para remaja melihat melihat Kota Magelang yang guyup, rukun dan toleran.
"Dikumpulkan sejak kecil sehingga sudah tertanam dalam jiwa, pikiran dan hati bahwa kerukunan beragama itu penting, mewujudkan stabilitas Kota Magelang yang rukun. Harapannya gesekan, radikalisme, saling menyalahkan orang lain karena beda keyakinan itu terkikis, syukur-syukur hilang," tandasnya.