WALI KOTA MAGELANG DORONG JUKIR JADI PESERTA BPJAMSOSTEK

Sebagai langkah meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik, Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz ingin agar seluruh juru parkir ruang milik jalan (Rumija) Kota Magelang dapat jaminan dari BPJS Ketenagakerjaan (BPjamsostek).

Hal tersebut ia sampaikan pada kegiatan pembinaan dan arahan kepada 250 juru parkir rumija Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Komplek Rumah Dinas Walikota Magelang, Rabu,(1/2/2023).

Pada kesempatan tersebut, selain membagikan atribut parkir secara simbolis kepada pengelola parkir Aziz juga mengajak para juru parkir di Kota Magelang untuk berdiskusi bersama terkait problem-problem yang dialami juru parkir, untuk bisa ditemukan solusi melalui forum tersebut.

Hal pertama yang menjadi sorotan Walikota yakni terkait penggunaan karcis parkir yang belum merata. Masih terdapat beberapa juru parkir di wilayah ini yang belum menggunakan karcis parkir.

“Kalau parkir harus ada karcisnya. Nggak mahal cuma 10 ribu (1 bendel), yang belum supaya bisa lebih dikoordinasikan lagi,” ujar Aziz.

Selain itu, Aziz juga menyampaikan keinginannya untuk dapat memberikan jaminan BPJS Ketenagakerjaan kepada juru parkir, agar lebih tenang pada saat melaksanakan tugasnya.

“Ingin dapat pensiun tidak? Kalau ingin sisakan 11 ribu setiap harinya. Kalau panjenengan semua oke, saya temukan dengan BPJS Ketenagakerjaan,” imbuhnya.

Usulan tersebut rupanya disambut baik oleh para juru parkir maupun Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang sebagai instansi yang menaungi juru parkir rumija tersebut.

“Kami sangat tertarik dengan hal itu. Harapan kami nanti bisa membantu memfasilitasi agar para juru parkir ini bisa menjadi anggota dari BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Kepala Bidang Lalu Lintas dan Perparkiran Dishub Kota Magelang, Noor Singgih seusai kegiatan.

Terkait realisasi, Singgih menyebut pihaknya belum bisa menentukan karena hal itu harus dibicarakan dengan melibatkan tiga pihak.

“Tentunya akan kami tindak lanjuti untuk komunikasi dengan pihak BPJS Ketenagakerjaan, karena kami sendiri belum paham terkait sistematika dan teknisnya seperti apa dan juga harus dikomunikasikan dengan jelas karena menyangkut tiga pihak,” tegasnya.